Seperti pada materi yang pernah kita bahas sebelumnya, kita sudah tau bahwa lingkup manajemen proyek terdiri dari 4 aspek yaitu: people, product, process, dan project. Nah, khusus untuk tulisan kali ini kita akan membahas aspek pertama yaitu people. Yuk! kita simak penjelasannya.

Tim Proyek

Dalam sebuah proyek pengembangan perangkat lunak tentunya dibutuhkan sebuah tim yang akan menjalankan proyek tersebut. Tim proyek ini dapat dapat kita artikan sebagai semua personel atau orang-orang yang tergabung dalam pengerjaan proyek ini. Tim ini dibagi menjadi dua, yaitu: Tim inti (project office) yang akan bertanggungjawab kepada manajer proyek dan selanjutnya ada personel fungsional yang akan bertanggungjawab kepada manajer proyek dan juga manajer fungsional. Tim proyek akan berkedudukan di dua tempat yaitu kantor pusat dan lapangan.

Manager Proyek

Manager proyek akan bertugas untuk mengelola pekerjaan pengembangan perangkat lunak agar proyek dapat terselesaikan sesuai dengan waktu dan biaya yang telah ditentukan, berkoordinasi dengan pihak pengguna perangkat lunak baik pelanggan maupun pengguna akhir.

Secara lebih detail peran dari manager proyek dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • Integrator, manager akan berperan sebagai orang utama dalam proyek. Ia akan mengintegrasikan semua hal yang terlibat untuk mencapai target yang diinginkan.
  • Komunikator, bertugas mengolah, menyaring, serta menginformasikan kepada stakeholder, penerima laporan terakhir, memo, permintaan, sampai keluhan.
  • Pembuat keputusan, antara lain seputar relokasi sumber daya, menyeimbangkan kriteria biaya, jadwal dan performansi.
  • Motivator, mengarahkan dan menumbuhkan komitmen dari personil dengan basic yang berbeda terhadap tercapainya tujuan proyek.
  • Entrepreneur, melakukan pengadaan dana, fasilitas, pengelolaan sumber daya, negosiasi internal dan eksternal agar proyek dapat berjalan sesuai dengan perencanaan.
  • Agen peubah, mempelopori pemakaian ide baru, inovatif, dan berusaha keras untuk mengatasi halangan untuk melakukan perubahan.
Manager proyek memiliki banyak tanggung jawab diantaranya seperti merencanakan segala kegiatan dalam proyek, mengalokasikan sumber daya, memonitor status proyek, mengidentifikasi masalah teknis, menjadi titik temu dari konstituen, menyelesaikan konflik, sampai merekomendasikan penghentian proyek atau pengarahan kembali sumber daya apabila tujuan awal dari proyek tidak dapat tercapai.

Di dalam tim proyek tentu isinya bukan hanya manager proyek saja. Posisi-posisi lain dalam tim adalah sebagai berikut:

  • Contract Administrator, bagian dari tim proyek yang akan melakukan penyiapan proposal, negosiasi kontrak, mengintegrasikan keperluan dalam kontrak dengan rencana proyek, mengidentifikasikan perubahan dalam lingkup proyek, mengkomunikasikan penyelesaian tahap-tahap penting, dokumentasi masalah hukum, dan modifikasi kontrak.
  • Project Controller, bagian dalam tim proyek yang akan membantu MP dalam perencanaan, pelaporan, dan evaluasi. Mendefinisikan job desc dan hubungan pekerjaan serta mengalokasikan sumber daya manusia.
  • Project Accountant, bagian dari tim proyek yang akan membantu pekerjaan akuntansi dan finasial kepada MP seperti mentiapkan estimasi biaya dan mengidentifikasi masalah finansial.
  • Customer Liaison, bagian dari tim proyek yang akan menjadi perwakilan teknis klien atau user dalam proyek, membantu dalam pembahasan teknis dan me-review progres proyek, membantu dalam mengubah kontrak, dan bertanggung jawab dalam hubungan kontraktor-klien.
  • Production Coordinator, bagian dari tim proyek yang akan bertugas merencanakan, menjadwal, memonitor, mengestimasi biaya dan mengkoordinasikan aspek-aspek produksi.
  • Manager Lapangan, bagian dari tim proyek yang akan bertugas mengawasi segala proses dari pemasangan sampai penyerahan hasil proyek kepada pelanggan, penjadwalan operasi-operasi di lapangan, dll.
  • Quality Assurance Supervisor, bagian dari tim proyek yang akan bertugas mengatur dan membuat prosedur pemeriksaan untuk memastikan pemenuhan kualitas sesuai dengan kebutuhan yang nantinya juga akan berujung pada hasil akhir proyek yang terjamin kualitasnya dan mencapai Zero Defect (tidak perlu dilakukan perbaikan lagi karna sudah terjamin kualitas produk berkat pengecekan kualitas sebelum produk dibuat).